Rabu, 15 Desember 2010

KLB Malaria terjadi di Desa Kertajaya tahun 2008

Kasus penyakit malaria di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, selama 2008 mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun 2007 lalu, yakni sekitar 70%.Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, jumlah penderita malaria positif dari Januari-Desember 2008 mencapai 321 orang, sementara pada tahun 2007 lalu hanya tercatat 188 orang.
"Dari 24.611 gejala klinis malaria sebanyak 321 kasus di antaranya positif terkena malaria. Melihat kondisi seperti ini, kasus malaria meningkat sekitar 70% dibandingkan tahun 2007 lalu yang jumlahnya mencapai 188 kasus," kata Kepala Seksi Programer Malaria, Dinkes Kabupaten Sukabumi, Maman Suratman di Sukabumi
.
Peningkatan kasus tersebut dipengaruhi oleh buruknya kondisi lingkungan dan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih.
Kasus malaria tersebut tersebar di 16 kecamatan, di antaranya Kecamatan Simpenan, Lengkong, Waluran, Jampang Kulon, Tegalbuleud, Surade, Cibitung, Ciracap, Buniwangi, Cimanggu, Cikakak, Cisolok, Pelabuhanratu dan Ciemas.
Maman menyebutkan, dari 321 orang terserang malaria sebanyak 121 orang di antaranya terkena jenis malaria tropika atau malariae aestivo-autumnal yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, sementara sisanya sebanyak 200 orang terkena jenis malaria paling ringan yaitu malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax memiliki gejala demam yang dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi, sedangkan jenis Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae dan malaria yang disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana jarang ditemukan di Kabupaten Sukabumi.
Ia menuturkan, mayoritas penderita malaria terkena gigitan nyamuk di daerahnya sendiri sedangkan 67 orang lainnya dari luar daerah Sukabumi (in genus).
"Hal ini menunjukkan penyebaran malaria disebabkan oleh masalah lingkungan yang buruk dan perilaku hidup masyarakat yang kurang sehat," katanya seraya menambahkan puncak serangan malaria terjadi pada bulan April, Mei, Juni dan Juli.
Kasus malaria tidak hanya terjadi di wilayah Sukabumi bagian Selatan, namun kasus malaria juga di Sukabumi utara, salah satunya Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Seperti yang dialami oleh seorang warga Kampung Cibatu Pos Kulon RT 22 RW 06 Desa Cisaat, Ihat Solihat (42 tahun), yang divonis menderita malaria oleh Rumah Sakit Betha Medika, Cisaat beberapa waktu lalu.
Ihat menderita gejala panas dan mulas sehingga dibawa ke Puskesmas Cisaat hingga tiga kali, tetapi penyakitnya tidak kunjung sembuh sehingga akhirnya dibawa ke RS Betha Medika.
Selain malaria, beberapa warga di sekitar tempat tinggal Ihat juga terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang juga ditularkan oleh nyamuk.
Pasien tersebut M Iqbal (13), terserang DBD sehingga kini harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
"Warga kami sudah mulai resah dengan adanya kasus malaria di Cisaat, oleh karenanya kami minta agar dilakukan fogging (pengasapan) untuk memutus mata rantai nyamuk penyebar penyakit," kata Ketua RT 22/RW 06 Desa Cisaat, Dede Ranjuadi.
Ia mengaku, pihaknya sudah menyampaikan masalah itu kepada desa dan puskesmas setempat, tetapi sayangnya hingga kini belum ada tanggapan serius dari instansi terkait untuk segera memenuhi permintaan warga.
Mengenai penyakit yang diderita oleh Ihat Solihat, Maman Suratman mengatakan, berdasarkan hasil penelitian lebih lanjut di Laboratorium Malaria di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi menunjukkan hasil negatif.
Pada bulan Januari-Juni 2004 Kabupaten Sukabumi sempat ditetapkan sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) malaria. KLB Malaria terjadi di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan dan Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong, di mana 785 orang terserang malaria.
Dari jumlah itu sebanyak 51 orang di antaranya menderita malaria berat dan delapan orang meninggal dunia.
Desa Kertajaya yang terletak di tepi pantai merupakan daerah endemis malaria, dengan cirinya banyak terdapat lagun di tepi pantai yang merupakan tempat perindukan vektor Anopheles Sundaicus, sedangkan di Desa Langkapjaya terdapat banyak kubangan air di wilayah pegunungan sebagai tempat perindukan vektor Anopheles Maculatus.

Referensi 1234

1 komentar:

  1. mangkaning malaria mah lebih cepat merenggut kematiannya daripada demam berdarah.
    jangn pernah sepelekan sakit panas, jika dah 2 ato tiga hari belum turun, baiknya segera periksakan darah ke lab.

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan komentar, kritik ataupun saran anda disini dengan sopan.. Terima Kasih atas kunjungan anda..