Desa Kertajaya

DESA KERTAJAYA KECAMATAN SIMPENAN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT INDONESIA

Kertajaya tahun 80an


Suatu catatan yang dihasilkan dari konsep-konsep sejarah merupakan hasil karya non ilmiah walaupun ditopang dengan beberapa bukti empirik. Ini disebabkan oleh subyektifitas yang tinggi dalam penyusunannya sesuai dengan intimidasi dari suhu-suhu yang ada.
Walaupun ungkapan di atas sangatlah benar, namun penyusun tetap berusaha menampilkan suatu catatan sejarah yang ada di dalamnya secara objektif dan menepis dari semua tekanan yang ada untuk suatu kepentingan apapun.
Catatan ini merupakan suatu goresan pena sederhana yang berusaha memberikan sedikit warna bagi pengetahuan masyarakat Kertajaya pada khususnya.
Kami ucapkan terima kasih pada semua rekan yang telah membantu dalam mengidentifikasi sumber dan data sehingga catatan kecil ini bisa terwujud.
Kami sangat berharap akan ada suatu sejarah dan profil Desa Kertajaya yang lebih lengkap dengan sistematika yang benar.
Mudah-mudahan catatan ini menjadi inspirasi. Terima kasih (Source : Booklet Dede Febianto 2008)
………………………………….
Kerttajaya tahun 2007
Desa merupakan satuan terkecil dari pemerintahan di negara kita secara struktural, juga unsur terpenting yang dibentuk secara alamiah yang kemudian dilegitimasi secara yuridis sesuai representasi dari primordial kultural juga primordial geografis. Pernyataan tersebut berlatar belakang pada analisis sistem ekonomi makro kita yang berbasis pada pertanian berorientasi pada sistem ekonomi kerakyatan yang berazaskan Pancasila.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 No. 5. Definsi di atas diadopsi oleh semua peraturan daerah yang memerlukan penjelasan tentang definisi desa)

Kertajaya merupakan salah satu desa yang ingin bangkit dan membangun, dengan berbagai upaya dilakukan oleh semua elemen-elemen yang ada di Desa Kertajaya, walaupun pembangunan itu kerap tersendat oleh keterbatasan yang ada.
Berikut ini adalah sekilas pembahasan tentang Desa Kertajaya secara faktual, dalam upaya memperkenalkan kondisi lapangan Desa Kertajaya secara objektif.
A. Aspek Historis
Desa Kertajaya merupakan desa yang tergolong baru, karena merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Cihaur Kecamatan Ciemas Kewedanaan Jampangkulon Kabupaten DT. II Sukabumi.
Berikut ini adalah nama-nama sebagian Kepala Desa yang memimpin Desa Cihaur sejak jaman Penjajahan Belanda dengan kurun waktu + 50 tahun sejak tahun 1930-an sampai lahirnya Desa Kertajaya yang berhasil kami himpun (Hasil wawancara dengan Bpk. Danu Hanapi, Aparat Desa Kertajaya Putra mantan Kepala Desa Cihaur, Bapak (Alm) Djumanta, Tanggal 31 Maret 2008).
1. Engkong + Masa Jabatan 1930 – 1938
2. Yusin Suryadiardja + Masa Jabatan 1938 – 1946
3. Odjeh + Masa Jabatan 1946 – 1954
4. Djumanta + Masa Jabatan 1954 – 1964
5. War’i + Masa Jabatan 1964 – 1970
6. Hasan + Masa Jabatan 1970 – 1972
7. Opandi + Masa Jabatan 1972 – 1981
Karena Desa Cihaur mempunyai wilayah yang terlampau luas, yang berdampak pada efektifitas pembangunan dan kegiatan desa lainnya kerap terganggu, sehingga Desa Cihaur dipecah menjadi dua pada tanggal 23 Agustus 1980.
Desa Kertajaya ini pada awalnya merupakan desa persiapan pemekaran untuk beberapa tahun. Baru lah pemekaran ini berhasil diselenggarakan oleh Bpk. Syamsudin, Camat Kepala Wilayah Kecamatan Ciemas atas nama Tripika Kecamatan Ciemas, yang dihadiri oleh para RT, RW, Kadus, Tokoh Masyarakat, Alim Ulama juga Organisasi yang ada di desa di antaranya LKMD/LMD sewaktu masih Desa Cihaur, dengan melahirkan desa baru yaitu Desa Kertajaya Kecamatan Ciemas. Kemudian pada tanggal 9 Pebruari 1984 Desa Kertajaya dan Desa Cihaur Masuk ke wilayah Perwakilan Simpenan Kecamatan Palabuhanratu dan saat ini perwakilan Simpenan pun berubah menjadi Kecamatan.
Kantor Pemerintahan Desa Cihaur Saat itu bertempat di Kampung Cigaru yang kini menjadi Kantor Kepala Desa Kertajaya, Sedangkan Pusat pemerintahan Desa Cihaur pindah ke Kampung Cihaur hingga sekarang.
Sejak menjadi desa baru, Kertajaya dijabat oleh pejabat yang ditunjuk oleh bupati selama 8 tahun, dan pada tahun 1989 barulah diselenggarakan pemilihan Kepala Desa pertama (Diambil secara kutipan tak langsung dari makalah Memori Kertajaya. Karya (alm) Una Junaedi.
Berikut ini adalah nama-nama kepala Desa Kertajaya sejak awal pemekarannya sampai sekarang :
1. Una Junaedi Masa Jabatan 1981 – 1989
2. Achmad Supardi Masa Jabatan 1989 – 1993
3. Soma Hidayat Masa Jabatan 1993 – 1995
4. Serma (Purn) Djuen Masa Jabatan 1995 – 2001
5. S. Ahmadi Masa Jabatan 2001 – 2007
6. H. S. Ahmadi Masa Jabatan 2007 – 2013
Kertajaya tempo dulu (field research) adalah hutan belantara yang tidak berpenghuni, awal mula terdapatnya penghuni di Kertajaya adalah sejak adanya banyak perkebunan teh di sekitar wilayah itu yang masih eksis sampai sekarang di antaranya:
A. Perkebunan teh yang berada di wilayah Desa Kertajaya
• Perkebunan teh Surangga
• Perkebunan teh Cigaru
• Perkebunan teh Tugu
B. Perkebunan teh yang berada di wilayah Desa lain sekitar Desa Kertajaya
• Perkebunan teh Cihaur Desa Cihaur
• Perkebunan teh Bojong Asih Desa Cihaur
• Perkebunan teh Gunungtitiran Desa Ciemas
• Dll.
Perkebunan-perkebunan teh tersebut Konon berdiri pada jaman panjajahan Belanda, yang didirikan dan dikembangkan oleh Pemerintahan Hindia Belanda untuk kepentingan ekonomi. Saat ini dapat dibuktikan dengan beberapa peristilahan bahasa Belanda yang masih diadopsi di dunia perkebunan, seperti kata Afdeling yang berarti Wilayah, Employee yang berarti Pegawai, Onderneming yang berarti Perusahaan Perkebunan, Onclaag yang berarti PHK Dll. Munculnya banyak perkebunan teh tersebut dikarenakan iklim Kertajaya yang sangat cocok untuk tanaman jenis teh, sehingga tidak heran perkebunan teh tersebut bisa sampai eksis sampai sekarang walau pun perubahan iklim sudah terjadi saat ini dan wilayah Desa Kertajaya tidak sedingin masa lampau. Terlebih lagi sejak sepuluh tahun terakhir terjadi pembalakan liar di hutan-hutan lindung sekitar wilayah itu.
Kemunculan perkebunan teh yang menyerap banyak tenaga kerja di wilayah itu menjadikan wilayah Desa Kertajaya banyak berpenghuni seiring pertumbuhan penduduk selama berabad-abad, dan terjadinya eksodus dari wilayah lain.
Hingga saat ini maju mundurnya perekonomian di Kertajaya banyak dipengaruhi oleh perkebunan-perkebunan tersebut.
B. Aspek Geografis
Desa Kertajaya terletak di Daerah dataran tinggi sebelah barat pusat Pemerintahan Kabupaten Sukabumi, Palabuhanratu, dengan letak geografis 106° bujur timur dan 600,55° lintang selatan dengan ketinggian 750 m di atas permukaan laut (DPL)
Luas wilayah Desa Kertajaya adalah 5.157,5 Ha dengan jumlah penduduk 10 ribu jiwa lebih dan desa tersebut berbatasan dengan:
• Desa Loji Kecamatan Simpenan di sebelah utara
• Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong di sebelah timur
• Desa Cihaur Kecamatan Simpenan dan Desa Waluran Kecamatan Waluran di sebelah selatan
• Desa Girimukti Kecamatan Ciemas dan Samudra Indonesia di sebelah barat
Sesuai keterangan di atas, iklim Desa Kertajaya sangatlah dingin karena Desa Kertajaya berada di pegunungan sehingga Kontur tanah di wilayah Desa Kertajaya berbukit-bukit.
C. Aspek Ekonomi
Telah diulas sedikit pada pembahasan sebelumnya, Perekonomian di Desa Kertajaya banyak dipengaruhi oleh beberapa perkebunan teh yang ada di wilayah tersebut. Juga mengingat wilayah Desa Kertajaya yang sangat luas tersebut dan berbatasan dengan Laut Selatan, maka masyarakat Desa Kertajaya yang berada di pesisir pantai banyak yang menggantungkan hidupnya menjadi nelayan dan usaha-usaha lain di bidang maritim dan perikanan, namun dapat dikatakan bahwa secara global masyarakat Desa Kertajaya bermata pencaharian sebagai petani.
Selain itu, terdapat pula pertambangan rakyat yang menggali potensi alam Kertajaya berupa Emas, Timbal, dan mineral-mineral lainnya yang memang banyak terdapat di Kertajaya yang menjadikan masyarakat Kertajaya mempunyai keunikan tersendiri yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Namun saat ini pertambangan rakyat tersebut tidak berjalan dan beberapa Perusahaan yang bergerak di bidang itu pun sedang mengalami pembenahan dan penertiban di dalamnya.
Walau tidak begitu terekspos ternyata banyak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu telah melakukan eksplorasi kandungan emas di wilayah Desa Kertajaya. Data yang kami kutip dari hasil eksplorasi Hooze Netherland tahun 1888, Rab Sukanto tahun 1975, Perusahaan Misfec Australia bekerjasama dengan PT Hunamas Inter Buana dan PT Palapa Bumi Mineral pada tahun 1989 sampai tahun 1999 dan PT Aneka Tambang Tahun 2000 bahwa kandungan Mineral di Kertajaya adalah:
1. Emas ( Au) : 46, 39 Ton
2. Perak (Ag) : 91,824 Ton
3. Tembaga ( Cn) : 17.938,880 Ton
4. Timbal ( Pb) : 34.524,652 Ton
5. Seng ( Zn) : 43.447,791 Ton
Dari data di atas dapat dimengerti bahwa Desa Kertajaya sangatlah kaya raya dengan sumber daya alam, namun masih banyak sekali masalah dilapangan yang perlu dibenahi, menyangkut ketimpangan yang selalu menyudutkan penambang Kertajaya selaku masarakat pribumi dan lain sebagainya.
Berikut ini sekelumit tentang sejarah singkat masalah pertambangan di Desa Kertajaya (source : Tetesan Keringat & Tangisan Rakyat dalam Perjalanan Pertambangan Desa Kertajaya. Karya Dede Kusdinar)
Masyarakat Kertajaya diperkirakan dari tahun 1964 telah mengenali potensi Pertambangan Emas. Sebagai pioneer dari penemuan secara tradisional tersebut adalah salah satu penduduk yang berasal dari Tasikmalaya.
Sekitar tahun 1980-an masyarakat membuka areal pertambangan dengan kelembagaan Ormas Permas (Pertambangan Masyarakat) Giri Harja dengan izin eksplorasi tambang rakyat yang keanggotaannya dari Desa Kertajaya-Cihaur dan desa-desa lainnya. Sekitar tahun 1990-an pemerintah mulai mangadakan penertiban dengan diharuskannya pertambangan masyarakat tersebut memiliki izin resmi berupa izin Kuasa Pertambangan (KP).
Dengan diharuskannya pertambangan dikelola oleh kelambagaan usaha yang sah, dan sesuai instruksi Presiden No. 11 yang dalam salah satu pasalnya menyatakan bahwa cukup satu Koperasi Unit Desa di wilayah Kecamatan, maka masyarakat Desa Kertajaya dalam pelaksanaan pengurusan Izin dan pelaksanaan kegiatan pertambangan tersebut menginduk pada Koperasi Panca Usaha yang beralamat di Desa Cidadap Kecamatan Palabuhanratu pada waktu itu.
Sesuai catatan yang ada pada Tokoh Masyarakat Desa Kertajaya yang pada waktu itu merupakan pelaku/aktifis pertambangan tercatat bahwa pada tanggal 10 Mei 1991 diadakan Rapat KUD Panca Usaha dengan pembicara:
1. Bapak Manta Sutisna (Ketua BP)
2. Bapak Kaper Simpenan
3. Bapak Pepen Sunjaya
4. Bapak O. Surachman (BP)
5. Bapak M.S Dajaenudin
6. Para Pengurus KUD Panca Usaha
Dengan kesimpulan rapat sebagai berikut :
1. Bahwa hasil rapat KUD tanggal 4 Mei 1991 yang diwakili oleh Bapak Manta Sutisna dan para aktifis pertambangan Desa Kertajaya di Dirjen Pertambangan, dari 8 (Delapan) Koperasi termasuk KUD Panca Usaha yang dianggap cukup persyaratannya adalah KUD Panca Usaha.
2. Dirjen Pertambangan memberikan Kuasa Penambangan, Pengangkutan, dan Penjualan kepada KUD Panca Usaha dengan Surat Keputusan nomor 63.K 2015/YP/1991 yang ditandatangani oleh Ir. Kosim Ganda Taruna dengan jumlah areal 97 Ha,
3. Dibina oleh Bapak Kaper Simpenan atas perintah Gubernur melalui Bupati Sukabumi
4. Bapak angkat dari KUD Panca Usaha adalah PT. Aneka Tambang
5. Penyandang dana Ibu Lani Farida
6. Bantuan tenaga ahli dari PT. Aneka Tambang yaitu :
- Ir. Jamal
- Ir. Jainal
- Ir. Misalayu
7. Masalah areal HGU PT. Tjigaru akan diatasi oleh Gubernur Jawa Barat
8. Bagi hasil setiap hari kamis, dengan prosentase :
- Penyandang Dana : 60 %
- Anggota KUD : 20 %
- KUD : 20 %
Masyarakat Desa Kertajaya-Cihaur telah dapat membuktikan kepada pemerintah, bahwa hanya dengan eksplorasi manual di areal yang dipandang sebelah mata ternyata terdapat deposit mineral yang cukup tinggi, serta dalam perjuangan untuk mendapatkan legalitas Kuasa Pertambangan Masyarakat Desa Kertajaya-Cihaur sangat memberikan kontribusi yang tidak dapat dilupakan begitu saja.
Tahun 1993 malalui pengurusan Gubernur mengenai areal pertambangan, maka PT. Perkebunan Tjigaru menyerahkan areal HGU hanya seluas 14 Ha di Blok Tanjakan Keusik kepada masyarakat melalui kelembagaan KUD Panca Usaha untuk dijadikan areal pertambangan rakyat. Kabar sekarang masih ???
D. Aspek Sosial
Kondisi sosial masyarakat Desa Kertajaya sangat heterogen, namun spektrum tersebut kerap dijadikan modal untuk menjalin persatuan di masyarakat, konflik yang melibatkan massa secara besar-besaran hampir bisa dipastikan tidak pernah terjadi di Desa Kertajaya, bahkan ke aneka ragaman beragama pun cukup baik, terbukti dengan adanya Vihara besar dan megah di wilayah Desa Kertajaya tepatnya di Kampung Citaringul Kedusunan Sangrawayang, namun di kampung yang mayoritas muslim tersebut tidak pernah ada gesekan-gesekan yang diakibatkan oleh fanatisme beragama yang negatif. Bahkan mereka hidup rukun, berdampingan dan saling bertoleransi
Desa Kertajaya dibagi menjadi 7 kedusunan dengan luas wilayah dan kepadatan penduduk yang variatif. Berikut nama-nama kedusunan di Desa Kertajaya beserta nomor urutnya:
1. Kedusunan I Cigadog
2. Kedusunan II Tipar
3. Kedusunan III Cikeresek
4. Kedusunan IV Kiarakoneng
5. Kedusunan V Sampora
6. Kedusunan VI Cibutun
7. Kedusunan VII Sangrawayang
E. Aspek Politik, Pemerintahan dan kependudukan
Aspek politik dan pemerintahan Desa Kertajaya yang akan dibahas di sini adalah kondisi politik dan pemerintahan kontemporer yang saat ini sedang terjadi pasca proses pesta demokrasi rakyat untuk memilih Kepala Desa yang dilaksanakan pada awal Agustus tahun 2007.
Efek dari suhu politik yang terjadi pada masa proses pemilihan Kepala desa tahun 2007 dirasakan cukup lama. Ini akibat kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam berpolitik cukup antusias walaupun hanya di tingkat desa, juga merupakan Interpretasi dari ekspresi puji syukur kepada Ilahi atas semua kebabasan yang diberikan. masyarakat Indonesia yang peduli terhadap desa semestinya memanfaatkan segala fasilitas demokrasi yang ada di tingkat desa diantaranya pemilihan Kepala Desa secara langsung.
Semua ini merupakan perkembangan yang cukup berarti menurut paradigma pendewasaan berpolitik di masyarakat, namun tentunya ini juga berdampak negatif bagi pembangunan desa yang vakum total selama pengaruh itu masih menyita perhatian publik dan santer di masyarakat.
Hingga akhirnya pembangunan di tingkat desa berangsur dirintis kembali oleh pemerintah desa baik pembangunan infrastruktur maupun suprastuktur, yang tentunya sesuai kapasitas dan otoritasnya
Kepala Desa yang menjadi pemerintah Kertajaya saat ini adalah H. S. Ahmadi, yaitu pemenang Pilkades yang diselenggaran tahun ini untuk periode 2007-2013 juga menjabat untuk kedua kalinya. Beliau dibantu oleh jajaran aparatur desa yang diangkat untuk membantunya dalam menyelenggaran pemerintahan desa. Para aparat tersebut terdiri dari aparat lama yang telah terbukti memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap kemajuan desa, dan ditambah dengan para aparat baru yang diharapkan dapat memberi warna baru pula bagi pemerintahan dan pembangunan desa
Berikut ini adalah nama-nama Aparat Administratif Desa Kertajaya periode 2007-2013 :
2. Yuki Ridwan, S.Pd. Sekretaris Desa
3. D. Hanapi Kepala Urusan Pelayanan Umum
4. U. Supyani Kepala Urusan Pemerintahan
5. Asep Nana S. Kepala Urusan Pendapatan dan Keuangan
6. Dede Kusdinar Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan
7. D. Febianto, SS. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (hanya 3 bulan)
8. U. Karyana. Kepala Urusan Ketentraman dan Ketertiban (hanya 5 bulan)
Berikut ini adalah nama-nama Aparat Kewilayahan Desa Kertajaya periode 2007-2013 :
1. Sadori (mengundurkan diri digantikan E. Nasrudin), Kepala Dusun I Cigadog
2. A. Karmana (Meninggal dalam tugas digantikan E. Nasrudin), Kepala Dusun II Tipar
3. Parman, Kepala Dusun III Cikeresek
4. Djadjang, Kepala Dusun IV Kiarakoneng
5. Mahpudin, Kepala Dusun V Sampora
6. Rahman S, Kepala Dusun VI Cibutun
7. Muhtar, Kepala Dusun VII Sangrawayang
Berikut Monografi Desa Kertajaya sesuai hasil Sensus Monografi Desa tahun 2007 :
A. Beradasarkan Jumlah KK dan Jumlah Jiwa
Kedusunan Jumlah KK Jumlah Jiwa
Tipar 568 1805
Cikeresek 577 1719
Kiarakoneng 602 2045
Cigadog 567 1805
Sampora 257 986
Sangrawayang 223 940
Cibutun 297 1100
Jumlah 3091 10400
B. Beradasarkan Jumlah Rumah
Kedusunan Jumlah
Tipar 377
Cikeresek 337
Kiara Koneng 450
Cigadog 412
Sampora 220
Sangrawayang 198
Cibutun 250
Jumlah 2244
C. Klasifikasi Umur
KLASIFIKASI JUMLAH
Balita (0-5 Tahun) 1315
Anak-anak (5-12 Tahun) 1553
Remaja dan Dewasa (12 Tahun Keatas) 7532
Jumlah 10400
D. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PENDUDUK MASIH SEKOLAH JUMLAH
TPA 127
SD/Sederajat 1553
SLTP/Sederajat 721
SLTA/Sederajat 92
Perguruan Tinggi 16
Jumlah 2509
PENDUDUK TAMATAN SEKOLAH
SD/Sederajat 5440
SLTP/Sederajat 1091
SLTA/Sederajat 313
Perguruan Tinggi 23
Tidak berijazah pendidikan 1024
Jumlah 7891
E. Berdasarkan Mata Pencaharian (5 Jenis Pekerjaan Utama)
PEKERJAAN JUMLAH
PNS 29
Petani 2541
Dagang 970
Nelayan 1022
Buruh 1508
D. Berdasarkan Agama yang Dianut
NAMA AGAMA JUMLAH
Islam 10396
Kristen 4
Hindu -
Budha 4
Konghu Cu -
E. Sarana Ibadah
SARANA IBADAH JUMLAH
Masjid 51
Gereja -
Pura -
Vihara 1
Kelenteng -
F. Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH
TK/TPA/Sederajat 2
SD/Sederajat 7
SLTP/Sederajat 3
SLTA/Sederajat 1
Perguruan Tinggi -
Madrasah Diniyah 9
Pondok Pesantren -
Majlis Ta’lim/Pengajian Rutinan 51
Sanggar 1
Kursus 3
Paket Belajar 1
G. Sarana Umum Lainnya
Nama Sarana JUMLAH
Rumah Sakit/Puskesmas 2
Lapang Sepak Bola 6
Lapang Volley 8
Jamban Umum 973
Pemakaman Umum
Pembuangan Sampah 951
Pangkalan Ojeg 9
Pangkalan Angkot 2
Pos Ronda 51
Posyandu 23
H. Organisasi Masyarakat
Jenis Organisasi Jumlah
DKM 51
Remaja Mesjid 51
LSM 8
Koperasi 5
I. Tim Olah Raga
Cabang Olah Raga Jumlah
Sepak bola 16
Volley 16
Bulu Tangkis 2
F. Aspek Pembangunan
Pembangunan Desa Kertajaya mengalami kemajuan pesat dalam jangka waktu satu Dasawarsa terakhir. Ini dapat dibuktikan oleh adanya pasar Cigaru yang menjadi salah satu fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan niaga dan kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu telah hadir pula sarana pendidikan SMP dan Tsanawiyah yang tantunya sangat berpengaruh dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang pendidikan, terlebih lagi saat ini sudah terdapat sekolah lanjutan tingkat atas SMK Bina Anak Bangsa milik Yayasan Jayanti Palabuhanratu, yaitu sekolah kejuruan yang berkonsentrasi pada mata pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan.
Desa Kertajaya adalah desa endemi malaria yang cukup besar, sehingga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit malaria sangat tinggi, sehingga saat ini pun telah berdiri dengan megah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dari aspek Kesehatan terutama demi terbebasnya dari ancaman wabah penyakit tersebut.
Arus pembangunan tersebut menganut pola sentralisasi, karena hanya berpusat di kampung Cigaru saja, sehingga suasana Kampung Cigaru dengan kampung-kampung lainnya (terutama di pelosok) sangatlah jauh berbeda, ini sudah dapat dipastikan karena tidak adanya sarana jalan yang cukup baik, dan sejak dulu masyarakat Kertajaya menginginkan adanya sarana jalan yang baik dan sampai saat ini belum juga terwujud, selain jalan raya, fasilitas-fasilitas lainnya pun kurang mendapat perhatian dari pemerintahan yang lebih atas, mengingat pajak pertanahan yang merupakan barometer turunnya subsidi pembangunan bagi sebuah desa tidak dapat terpenuhi.